Oleh : Ahmad Rizky Mardhatillah Umar
Istilah “Diplomasi Multijalur” didefinisikan oleh Diamond (1996) sebagai sebuah kerangka kerja konseptual yang didesain untuk merefleksikan variasi aktivitas yang berkontribusi dalam perdamaian dan kedamaian (peacemaking and peacebuilding) internasional. Pada dasarnya, aktor dalam diplomasi ada dua: pemerintah dan non-pemerintah. Istilah diplomasi multijalur merupakan pengembangan dari dua aktor yang mempengaruhi diplomasi pada beberapa dekade terakhir.
Diplomasi Multijalur memiliki sembilan track, yaitu: (1) Pemerintah; (2) Profesional nonpemerintah; (3) kelompok bisnis atau commerce; (4) masyarakat sipil atau citizen personal involvement; (5) pendidikan; (6) Advokasi dan kelompok aktivis; (7) kelompok agama; (8) filantrofi; dan (9) media massa atau media informasi. Sembilan track ini memiliki tujuan, perspektif, wacana, dan aktivitas tersendiri dengan tujuan utama peacemaking dan peacebuilding.
Sebagai sebuah kerangka kerja (framework), diplomasi multijalur tentu memiliki sebuah sistem yang menopang jalannya agenda kerja. Tujuan dari diplomasi multijalur, sebagai awal dari sistem, adalah untuk membantu dunia menjadi tempat yang lebih damai kendati hal ini bukan tujuan utama dari tiap-tiap komponen (track) diplomasi multijalur. Ada dua kata kunci yang dapat dijadikan petunjuk untuk memahami sistem diplomasi multijalur: peacemaking dan peacebuilding.
Faktor paling penting –disebut oleh Diamond sebagai “heart”—dalam diplomasi multijalur adalah hubungan (relationship). Keterhubungan (connectedness) dan interaksi menjadi elemen paling penting dalam peacemaking karena kesembilan track dalam diplomasi multijalur tersebut saling terkait satu sama lain. Kesembilan track tersebut memerlukan jaringan dari hubungan personal yang melewati batas waktu, tempat, usia, gender, dan negara.
Adapun proses dari diplomasi multijalur sangat bertumpu pada kesadaran diri (self-consciousness). Jika hubungan adalah kunci dari substansi diplomasi multijalur, menurut Diamond, kesadaran diri merupakan kunci dari prosesnya. Sistem analisis dari diplomasi multijalur berusaha untuk meningkatkan kepedulian diri (self-awareness) dari peacemaking system agar masing-masing track dapat memilih arah, kecenderungan perilaku, serta perspektif baru yang dapat membawa perubahan sebagai kekkuatan yang lebih efektif dalam mewujudkan dunia yang damai.
Memang, terdapat perbedaan signifikan pada peran yang dimainkan oleh masing-masing track. Akan tetapi, perbedaan peran tersebut justru harus membuat keseluruhan sistem berjalan. Diplomasi multijalur akan memberikan hubungan intrasistem pada masing-masing track yang akan berkontribusi dalam peacebuilding dan peacemaking process.
Pertanyaan dan Jawaban
Mengapa hubungan antartrack sangat penting dalam diplomasi multijalur?
Hubungan antartrack akan sangat banyak diperlukan karena setiap track memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan kerjasama antarelemen agar kesinambungan sistem diplomasi multijalur tetap terjaga. Hubungan yang baik juga akan lebih mengefektifkan proses diplomasi multijalur, sehingga Diamond menyebut hubungan sebagai key of substance dari diplomasi multijalur.
Bagaimana prospek diplomasi multijalur dalam proses resolusi konflik di berbagai belahan dunia?
Dalam resolusi konflik, tak hanya satu pihak yang terlibat. Sebagai contoh, kasus Aceh, takkan menemukan proses penyelesaian jika tak ada NGO, kelompok agama, atau mediator yang memberi dukungan kepada pemerintah RI agar segera menyelesaikan masalah Aceh. Maka, dalam proses resolusi konflik etnis, harus ada pihak-pihak nonpemerintah yang terlibat sebagai pendukung, kendati pemerintahlah yang mengeksekusi proses negosiasi. Hal ini senada dengan salah satu prakondisi dari diplomasi multijalur, yaitu adanya hubungan dan koordinasi antartrack, di mana satu pihak menjadi pemimpin (leader) dan pihak lain sebagai inspirational agent.
Bagaimana peran sentral aktivisme (track six) dalam menyuarakan perdamaian ketika berhadapan dengan pemerintah yang represif dan otoriter?
Aktivis adalah bagian dari middle-class society atau civil society yang memainkan peran kontrol sosial terhadap pemerintah dalam perspektif neoliberal. Advokasi atau aktivisme, menurut Diamond, juga memainkan peran penting sebagai salah satu track dari diplomasi multijalur. Dalam menghadapi pemerintah yang represif dan otoriter, kelompok ini jelas memegang peranan penting. Mereka akan sangat beperan dalam pewacanaan terhadap pemerintah yang demokratis, perjuangan terhadap penindasan, atau penyuaraan publik terhadap sebuah masalah yang sangat dirasakan oleh rakyat kecil. Advokasi akan membawa opini publik untuk dijadikan sebuah wacana perubahan. Akan ada beberapa implikasi ketika pemerintah yang represif tidak menyetujui wacana tersebut: revolusi melalui sebuah gerakan politik yang massif, perubahan bertahap dengan penggantian kepemimpinan, atau perubahan sikap politik dari penguasa yang represif tersebut menjadi lebih moderat.
Wah tugas kuliahnya kelihatan berat,moga sukses dan menjadi pakar politik handal
BalasHapus