Minggu, 05 Oktober 2008

Bunga Rampai Kampanye OSIS 2007/2008


Analisis Pemaparan Visi-Misi dan Debat Kandidat Ketua OSIS SMAN 1 Banjarmasin 2007/2008

Pesta Demokrasi pun usailah sudah. Setelah penyampaian visi dan misi, kita dapat melihat secara gamblang program yang ditawarkan oleh para kandidat. Kampanye Ketua OSIS merupakan sebuah perhelatan yang akan menentukan akan dibawa ke mana OSIS di sekolah yang katanya “Bertaraf Internasional” dan “Unggulan” ini. Terlepas dari hal tersebut, ada beberapa catatan yang dapat saya ambil selama kampanye dan debat tersebut:

1. Kandidat Ketua OSIS masih belum memiliki program yang jelas mengenai kebijakan yang diambil dalam jangka waktu satu tahun ke depan. Jargon-jargon seperti “Transparansi”, “Aspirasi Siswa”, atau “Kreativitas” begitu gamblang keluar dari para kandidat, tapi bagaimana langkah-langkah riil yang akan diambil? Kebijakan-kebijakan seperti apa yang akan dibuat selama satu tahun ke depan? Jika yang dikatakan oleh kandidat hanya pandangan umum, saya telah katakan bahwa lebih baik jargon-jargon tersebut ditulis dan dikirim ke media massa. Anda bahkan akan dapat uang dari sana. Tanpa adanya langkah-langkah nyata, terutama ketika berinteraksi dengan otoritas sekolah, jargon-jargon yang dikumandangkan tersebut hanya akan menjadi lips service belaka. Saya ingatkan lagi, siswa dari kalangan grass-root tidak memerlukan janji. Mereka perlu bukti.

2. Kandidat Ketua OSIS masih menganalisis setiap pertanyaan pada saat kampanye/ FKS dalam tataran normatif. Masih belum ada sikap yang jelas ketika dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan penanganan serius. Salah satu contoh adalah dalam manajemen OSIS. Para calon hanya menyinggung urusan hubungan antaranggota OSIS, tetapi sama sekali tidak menyinggung masalah administrasi dan keuangan! Padahal secara teoretis, persoalan administrasi dan keuangan adalah bagian dari tanggung jawab top management alias pimpinan dari organisasi itu sendiri. Jika sistem tata kelola surat-menyurat atau pengelolaan dana, baik dana masuk atau dana keluar tidak direncanakan secara matang, OSIS akan mengalami masalah dalam pertanggungjawaban. Apalagi jika OSIS mengalami defisit atau surplus pada saat kepanitiaan. Pada dasarnya, kebijakan administrasi dan keuangan tetap berada di tangan Ketua OSIS. Bendahara dan Sekretaris hanyalah pelaksana teknis, bukan pengambil kebijakan.

3. Kandidat ketua OSIS masih cenderung mengambil “jalan aman” ketika berbicara mengenai sekolah. Hal tersebut mungkin masih bisa dipahami jika disampaikan pada saat kampanye yang dilakukan secara terbuka di hadapan semua pihak. Akan tetapi, bagaimana halnya dengan Forum Komunikasi Siswa yang notabene bersih dari intervensi guru? OSIS harus tetap bersikap kritis, vokal dan berani tanpa harus mengesampingkan rasa hormat kepada pihak sekolah. Hal ini penting, mengingat tidak semua kebijakan sekolah baik bagi siswa. Perlu ada posisi tawar (bargaining position) yang kuat dari OSIS, agar tidak terjadi penekanan dari otoritas sekolah (atau kepala sekolah) terhadap OSIS. Misalnya, dalam hal pelarangan kegiatan ekstrakurikuler sampai pukul 17.30. Hal tersebut, disadari atau tidak, akan menimbulkan masalah pada saat SG yang mengharuskan panitia untuk menggunakan sekolah tanpa batas waktu. Juga dalam hal keuangan, di mana OSIS seyogianya memiliki hak untuk memegang sendiri keuangan mereka dengan sistem audit internal yang melibatkan MPK. Ketegasan sikap dari Ketua OSIS ini memerlukan ketahanan mental dalam menghadapi otoritas sekolah dan lobi yang kuat.

Inilah yang bisa kita tarik dari kampanye pemilihan Ketua OSIS yang sebentar lagi akan disahkan melalui siding paripurna MPK. Kepada Para kandidat, bekerja sama untuk merealisasikan visi dan misi anda. Hidupkanlah organisasimu, jangan mencari penghidupan di organisasi!

“Viva Reformasi!”.
Tulisan ini memang tulisan tahun lalu ketika Ryan Budiannoor akan terpilih menjadi Ketua OSIS, tetapi masih relevan untuk OSIS SMAN 1 Banjarmasin. Silakan adik2ku di SMASA, komentar anda sangat diperlukan!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam kenal,
ikut baca artikelnya,
bisa dijadiin catetan disekolah awak.

Wasslm

Anonim mengatakan...

Jka kita lihat lebih dalam, tak heran jika 2 tahun belakangan ini terjadi kampanye ketua osis yang demikian.Pertama mereka masih tergolong baru dalam mengenal osis di sekolah. Dengan hanya mendapat pengetahuan kanan-kiri tanpa mengalami secara langsung kegiatan kongkrit dan abstrak osis, tak heran jika meraka menyampakan jargon- jargon yang tidak terlalu mengena dan masih dalam taraf aman. Kedua, dalam kampanye osis atau pun FKS bisa dikatakan tidaklah mudah. Mereka dilihat sekitar 700 an anak2 smasa yang notabene di dalamnya terdapat tim panelis oleh MPK dan seluruh siswa. Kakak kelas dan alumnus pun ikut serta mengajukan pertanyaan. Tak heran mereka terlihat begitu spontan dan kembali lagi kepada alasan pertama mereka baru mengenal osis, sehingga merteka "asal ngomomg" tanpa melihat keadaan.

Tapi apalah artinya sebuah kampanye dan FKS. Itu semua tidak menentukan kinerja Osis yang telah dibentuk.Kampanye yang baik tidak bisa menentukan apakah kinerja osis tergolong baik. Sebaliknya, Kampanye yang orang nilai bertaraf buruk bukan berarti kinerjanya akan hancur. Lagi pula mereka tidak bekerja sendirian. Masih ada senior dan para alumnus yang siap memberikan masukan. Mereka masih bisa berusaha agar tidak terlalu mengecewakan seperti yang ada pada kampanye dan FKS

Mudah-mudahan Pilihan MPK dengan segala pertimbangannya, bisa mengurangi kekhawatiran dari segala pihak.

Ahmad Rizky Mardhatillah Umar mengatakan...

Sebenarnya ini catatan yang saya berikan untuk para kandidat pada waktu tahun kemarin...

tidak disampaikan ke publik, langsung saya kasihkan ke mereka dalam bentuk printout.

Berhubung mereka sudah habis masa baktinya, jadi catatan ini saya publikasikan melalui blog ini agar bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi pengurus baru...

tapi memang proses kaderisasi begitu singkat dari OSIS, pun begitu juga dari mpk... kampanye memang tidak begitu penting, yah memang yang paling penting adalah kinerja di lapangan juga... walaupun begitu tetap kampanye juga penting karena inilah saatnya anak2 osis berdiri face to face dengan "rakyat" Smasa... sehingga, seharusnya aspirasi yang tak terakomodir dapat disuarakan dan direspons secara baik..

Eh, ngmg2 saudara Anonim ini siapa? smasa angkatan berapa?