Rabu, 19 Agustus 2009

Ramadhan dan Transformasi Sosial

Marhaban Yaa Ramadhan! Seluruh umat Islam di dunia bergembira menyambut kedatangan bulan yang penuh keberkahan, bulan yang di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan (Q.S. Al-Qadar: 3). Bulan yang telah ditegaskan oleh Allah sebagai bulan untuk berpuasa yang sebenarnya juga telah diwajibkan atas umat sebelum kita (Al-Baqarah:184).

Juga, bulan yang telah dideklarasikan sebagai medan perang melawan hawa nafsu. Oleh karena itu, mengapa kita tidak menjadikan Ramadhan ini sebagai sebuah titik awal perbaikan menuju level tertinggi (muttaqin; orang yang bertaqwa), seperti dijanjikan oleh Allah (Al-Baqarah:184)?

Ada beberapa poin penting yang patut menjadi bahan perhatian kita selama Ramadhan.

Pertama, jadikan Ramadhan sebagai titik balik dalam kehidupan diri kita. Transformasi diri, menuju seorang pribadi yang lebih baik. Puasa sendiri telah memberi kita sebuah pilihan untuk menjadi seseorang dengan level terbaik (muttaqin), dengan catatan ia mampu memanfaatkan momentum yang ada.

Ramadhan dapat difungsikan sebagai bulan perenungan terhadap aktivitas kita. Dengan Ramadhan, sejenak kita melakukan renungan atas orientasi hidup. Tujuan-tujuan, serta cita-cita yang akan kita capai selama hidup. Ramadhan adalah bulan pelatihan dan perancangan kehidupan, sebagai bekal untuk menempuh sebelas bulan ke depan.

Awal dari transformasi diri, jika kita pandang dari sudut pandang agama, adalah memulai dari pertanyaan, “sudah benarkah keyakinan terhadap Allah yang selama ini kita pegang teguh”? Islam menempatkan ketauhidan yang benar sebagai fondasi dari keberagamaan, dan fondasi dari perbaikan diri.

Tauhid tidak hanya meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, sebagaimana diucapkan dalam syahadat, tetapi juga mengambil konsekuensi dari ucapan tersebut. Ketika kita yakin dengan Allah, kita pun harus pula mentransformasikan keyakinan kita kepada Allah tersebut dalam segenap aktivitas sosial kita. Inilah yang dimaksud oleh Prof. Dr. Amien Rais sebagai “tauhid sosial”, transformasi tauhid dalam konteks sosial-politik.

Dalam aktivitas bermasyarakat, keyakinan kepada Allah dan Rasulullah akan membuat kita meneladani perilaku Rasulullah, sahabat, dan salafush-shalih dalam kehidupan sosial kita. Sehingga, perilaku kita akan lebih terkontrol dan mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan akhlak yang baik. Bulan Ramadhan akan memberikan pendidikan kontrol diri kepada kita.

Kedua, jadikan Ramadhan sebagai bulan pembebasan dan simbol perlawanan. Dalam konteks ini, perlawanan terhadap hawa nafsu yang selama ini menjadi perintang ibadah kepada Allah. Simbolisasi perlawanan terhadap hawa nafsu ini terdapat pada ibadah puasa, jika kita maknai secara lebih mendalam.

Puasa di bulan Ramadhan bukan diperintahkan tanpa hikmah. Dengan berpuasa, kita diajarkan untuk tidak hidup berlebihan, karena masih banyak saudara kita yang justru hidup dalam garis kemiskinan. Dengan berpuasa, kita diajarkan untuk berusaha bebas dari unsur-unsur keduniaan yang mencengkeram kita.

Jika kita tafsirkan dalam konteks sosial, puasa justru memberi pendidikan kepada kita untuk memandang persoalan secara lebih kritis dan objektif. Kita diajarkan untuk menahan diri atas segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa, agar dalam konteks sosial kita dapat menahan diri dari perilaku korupsi, penindasan, teror, atau patologi sosial lain.

Dengan demikian, Ramadhan dapat menjelma menjadi sebuah medan pendidikan, tidak hanya dalam bentuk transformasi diri, melainkan juga transformasi sosial. Jika saja, spirit puasa ini diteladani oleh para politisi, perilaku korupsi tak akan terjadi. Ambisi politik tak akan membutakan. Pembangunan ekonomi-politik pun dapat lebih berpihak kepada rakyat, dan neoliberalisme tak akan mencekik bangsa kita.

Ketiga, jadikan Ramadhan sebagai bulan untuk memperbaiki hubungan sosial. Islam sangat menempatkan hubungan sosial dalam posisi yang cukup tinggi. Silaturrahim yang terputus sudah seharusnya dirajut kembali agar tidak mengundang kemurkaan Allah. Persengketaan juga sudah seyogianya diredam, agar spirit persaudaraan dapat terus bersemi di sanubari tiap muslim.

Allah telah berfirman bahwa tiap-tiap muslim bersaudara (Al-Hujurat: 10). Tiap-tiap muslim memiliki ikatan persaudaraan dengan muslim lainnya. Dengan demikian, kesulitan yang dialami oleh seorang muslim, di manapun ia berada, juga seharusnya menjadi kesulitan muslim lainnya.

Dengan adanya ikatan persaudaraan tersebut, sudah seharusnya sesama muslim membudayakan budaya tolong-menolong tanpa memandang latar belakang organisasi, golongan, atau afiliasi apapun. Perbedaan-perbedaan yang mengemuka harus tetap disikapi dengan kepala dingin, terutama perbedaan yang berkaitan dengan masalah-masalah politik atau keagamaan.

Selama hal-hal yang menjadi perbedaan tersebut bukan hal-hal yang bersifat substansial, rasanya tidak perlu kita memperbesar masalah, apalagi hingga sampai pada level konflik. Persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyyah) harus tetap dijaga oleh sesama umat Islam. Perbedaan awal puasa atau idul fitri pun akhirnya tak menjadi polemik yang rawan dipolitisasi oleh kelompok tertentu.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menjadikan Ramadhan ini sebagai ajang transformasi diri dengan terus berintrospeksi dan melakukan perbaikan. Allah telah menjadikan Ramadhan sebagai sebuah tantangan bagi kita dalam memerangi nafsu dengan puasa di siang hari dan ibadah di malam hari.

Dengan pemahaman yang lebih baik, Insya Allah, Ramadhan tak akan berlalu dengan sia-sia.

Wallahu a’lam bish shawwab.

2 komentar:

DNAberita mengatakan...

Nice Site ... Gabung Yuk di kompetisi blogger
DNAberita.com


Trims

haji 2012 dan umrah 2012 mengatakan...

Biro Travel Haji Plus dan Umrah terbesar di Indonesia menurut data maskapai penerbangan Garuda Indonesia, dan merupakan penyelenggara Haji Plus dan Umrah resmi dan legal yang didukung oleh tim yang sudah berpengalaman dalam memberikan pelayanan bagi jamaah haji plus maupun jamaah umrah. Sejak tahun 1990 telah memberangkatkan lebih dari 50,000 jamaah dari seluruh wilayah Indonesia, bergabunglah dan dapatkan solusi cerdas bagi yang berkeinginan menunaikan ibadah haji dan ibadah umrah dengan biaya murah dan bahkan gratis