Sabtu, 05 Juli 2008

Menuju Pilpres 2009

Mereka yang Berpotensi Duduk di RI-1

Pemilihan umum 2009 memang masih satu tahun lagi. KPU menjadwalkan pemilu akan diselenggarakan pada awal April 2009. Meski demikian, para kontestan Pemilu dan Pilpres telah mulai memasang ”kuda-kuda” untuk mempersiapkan diri menuju hari H. Tercatat beberapa tokoh nasional yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri menjadi calon presiden, padahal pemilu yang akan menentukan perolehan partai pengusung mereka masih belum dilangsungkan.

Sepuluh Tokoh

Media massa telah mencatat ada sedikitnya sepuluh kandidat yang berpotensi untuk maju pada pilpres 2009. Berikut sepuluh kandidat yang disebut-sebut di media massa sebagai kandidat presiden di Pilpres tahun depan.

Pertama, MEGAWATI SOEKARNOPUTRI. Mantan Presiden Indonesia ke-V ini telah menyatakan diri untuk maju beberapa waktu yang lalu dengan dukungan penuh dari PDIP, partai yang beliau dirikan. Kans beliau masih cukup kuat berdasarkan survey Indo Barometer beberapa waktu yang lalu (30%), bertengger di peringkat pertama. Apalagi popularitas Presiden SBY menurun karena kisruh di kebijakan BBM.

Kedua, SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (Presiden SBY). Beliau memang tidak secara terang-terangan menyatakan diri untuk maju, tetapi sikap politik Partai Demokrat telah menunjukkan kecenderungan itu. Hanya saja, disadari atau tidak, Presiden SBY masih memiliki peluang yang cukup kuat untuk menang meskipun ada penurunan popularitas dari hasil survey LSI (LSI Denny JA dan LSI Saiful Mujani), Survey Indo Barometer (pimpinan M. Qodari) atau Litbang Kompas.

Ketiga, WIRANTO. Beliau tercatat sebagai kandidat yang paling awal melakukan start dan mendeklarasikan diri untuk maju. Kans beliau pada dasarnya masih terbuka, karena beliau pernah menjadi salah satu calon presiden dari Partai Golkar pada 2004. Masalahnya, Partai Hanura sebagai kendaraan politik yang akan membawa beliau nanti masih belum terlihat karena masih belum memiliki peta konstituen yang jelas.

Keempat, SOETRISNO BACHIR. Ketua Umum PAN ini juga telah melakukan pencitraan diri melalui iklan TV. Nama beliau memang masih belum terlalu dikenal, tetapi beliau memiliki dukungan dari Pak Amien Rais yang memiliki basis massa kuat di kalangan Muhammadiyah. Meski demikian, beliau tidak mengafiliasikan diri kepada salah satu ormas keagamaan tertentu. Ini dapat menjadi awal yang baik bagi Pak Tris.

Kelima, PRABOWO SUBIANTO. Sama seperti Wiranto, beliau menggunakan partai baru sebagai kendaraan politik, yaitu Partai Gerindra. Namun, beliau kurang dikenal oleh publik kecuali sebagai Ketua Umum HKTI dan mantan Pangkostrad. Nama beliau sempat mencuat di Konvensi Partai Golkar 2004, namun beliau tidak terpilih. Keuntungan beliau adalah kedekatan dengan petani yang cukup kuat di pedesaan.

Keenam, JUSUF KALLA, Wakil Presiden RI sekarang. Dengan kapasitas sebagai Ketua Umum Partai Golkar, beliau memiliki dukungan yang sangat kuat di kawasan Indonesia Timur dan konstituen Partai Golkar pada umumnya. Posisi beliau sekarang pun cukup strategis, sebagai Wakil Presiden RI. Dengan demikian, modal beliau untuk maju sebenarnya cukup kuat dan tinggal mengoptimalkan mesin politik yang mulai ”loyo” dalam Pilkada.

Ketujuh, HIDAYAT NUR WAHID. Ketua MPR-RI ini populer di kalangan umat Islam karena banyak hal. Selain berpendidikan S3 dari Madinah, kesederhanaan beliau ketika menjalankan tugas kenegaraan juga diacungi jempol. Apalagi beliau jarang memicu kontroversi karena sikap beliau yang sederhana, jujur, dan diplomatis ketika berhadapan dengan publik. Sekarang, tinggal partai pengusung saja yang harus dioptimalkan.

Kedelapan, ABDURRAHMAN WAHID. Mantan Presiden RI ketiga ini memiliki basis massa di kalangan nahdliyyin, baik di perkotaan maupun pedesaan. Hanya saja, faktor kesehatan yang mulai menurun serta sikap beliau yang menjadi kontroversi dan berseberangan dengan umat Islam yang lain menjadi perintang. Meski demikian, beliau paling tidak memiliki dukungan dari ulama-ulama kharismatik di Jawa.

Kesembilan, SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO X. Beliau adalah sultan di Kraton Yogyakarta dan secara formal masih menjabat sebagai Gubernur DIY. Popularitas beliau sangat tinggi di kawasan Yogyakarta-Surakarta dan secara adat beliau memiliki keunggulan. Hanya saja, popularitas beliau di daerah lain kurang sehingga perlu penyeimbang dalam formasi capres-cawapres nanti.

Kesepuluh, SUTIYOSO. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden. Namun, beliau masih belum memiliki pengusung di Pemilu 2009 nanti. Berbeda dengan Wiranto dan Prabowo Subianto yang memiliki partai, beliau hanya mendeklarasikan diri secara personal sehingga keputusan final harus ditunggu sampai tahun 2009 yang akan datang.

Bagaimana 2009 Nanti?

Analisis di atas mungkin masih belum mengelaborasi potensi calon-calon lain yang sebenarnya juga berniat untuk maju di Pilpres yang akan datang, tetapi masih belum menonjol. Kita dapat melihat bahwa ada beberapa ”wajah lama yang telah malang melintang di kancah perpolitikan nasional disertai beberapa calon alternatif.

Kesepuluh calon tersebut mungkin memiliki basis massa dan basis ideologi yang berbeda. Sekarang, tinggal rakyat yang menimbang di pesta demokrasi yang akan datang semoga pemimpin alternatif di tahun 2009 dapat melepaskan Indonesia dari kungkungan imperialisme ekonomi bangsa asing yang masih bercokol melalui Freeport, Exxon, Medco, dan lain-lain.

Salam Reformasi.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Calonkan Umar jadi Presiden tahun 2030 !!!

Anonim mengatakan...

Hidup Umar!