Minggu, 30 Oktober 2011

"Agama Progresif"

Agama bukan sekadar ritual. Di baliknya, tersimpan makna untuk pembebasan, kemerdekaan, revolusi, perjuangan. tanpa kelas. tanpa penindasan.

ISLAM
Islam tak tepat jika disinonimkan hanya sekadar sebagai "agama". Pranatanya jelas lebih luas, melampaui sekadar agama. Islam sekadar agama berarti hanya mendefinisikan Islam dalam skema ritual yang sifatnya individual. Hanya sekadar aturan-aturan yang membebankan individu. Padahal Al-Qur'an juga bicara sistem. Islam adalah sejarah. Praksis historis Islam terbentang dari padang-padang stepa di Mongolia, pesisir laut nusantara, sabana Afrika, gurun pasir Arabia, hingga dataran bersalju di Eropa dan Rusia. Ia adalah juga peradaban, sebuah sistem kemanusiaan yang memandu perjalanan hidup manusia. Ia adalah semangat perubahan sosial, yang menggabungkan praksis material, historis, dan metafisis sekaligus. Bersumber pada tauhid, yang menjadi kerangka berpijak, sandaran transendental manusia kepada "yang di luar", yang punya kekuasaan tunggal. Dan berpraksis pada kemanusiaan dan keadilan, menentang kezaliman, penindasan, melawan kebatilan. Islam adalah sejarah, ideologi, ontologi, agama, ritual, dan tentu saja praktik. Ia melingkupi manusia dalam perjalanan hidupnya. 

SYAHADATAIN
Deklarasi, penegasan bahwa yang bisa disebut sebagai "Tuhan" itu hanya satu: Allah; yang berkuasa itu hanya satu; Allah; dan yang bisa mengatur hidup manusia itu hanya satu; Allah. Dan konsekuensi logisnya, memercayai manusia yang Allah pilih, sebagai pembawa berita, yaitu Rasulullah, Muhammad. Sosok pembebas manusia dari kebatilan, dari ketidakadilan, dari zaman kegelapan. Yang bisa menindas itu hanya satu, yaitu Allah. Berarti, yang mau menindas orang lain, yang ingin menjadi tiran, yang ingin merendahkan orang lain  berarti ingin menggantikan Allah sebagai tuhan. Padahal tiada tuhan selain Allah. Dan manusia itu bersaudara, sama derajat, siapapun orangnya, asal bisa menerima sesamanya, sebagai saudara. 

JILBAB
Bentuk perlindungan diri terhadap eksploitasi; terhadap penindasan manusia atas manusia lain. Penegasan bahwa manusia itu egaliter, punya hak dan kedudukan sama, haram ditindas oleh manusia lainnya. Jilbab adalah hijab, pelindung dari ketidakadilan, pelindung dari penindasan. Wanita yang berjilbab mengharamkan dirinya ditindas oleh laki-laki, tidak ada superioritas gender. Jilbab adalah pelindung wanita dari eksploitasi kapitalisme, bukan justru komoditas yang mendukung kapitalisme. Jilbab adalah kehormatan, perlindungan terhadap wanita dari nafsu menindas manusia lainnya. Jilbab bukan sekadar aksesori; Ia adalah wahana perlindungan atas kapitalisme yang tak paham kemanusiaan.

SHALAT
Manifestasi ketundukan hanya pada satu kuasa yang tunggal; persatuan umat di bawah satu ketaatan. Tidak ada ketaatan pada selain Allah. Tidak ada penyembahan pada selain Allah. Shalat adalah penyemangat gerak, pengharaman diri dari kezaliman dan angkara. Pengharaman diri dari segala bentuk penindasan, sok berkuasa, atas manusia lain. Shalat melepas baju-baju selubung diri, kesombongan yang terlihat, di hadapan Allah. Kekhusyukan adalah kesungguhan perjuangan di hadapan Allah. Dimulai dengan Allahu Akbar; mengakui kebesaran Allah, menafikan kebesaran selain-Allah, menafikan kebesaran-diri. Diakhiri dengan salam, sebagai bentuk penghormatan atas egaliterisme, sikap menghargai kemanusiaan. Penegasan atas ke-mahabesar-an Allah, harus dimanifestasikan dalam bentuk penghargaan atas kemanusiaan. Dan implikasi sosialnya, menegasikan fahsya' dan munkar. Kejahatan, kezaliman, penindasan, kekerasan.

AL-QUR'AN
Pedoman hidup manusia. Al-Qur'an mengajarkan kita bahwa revolusi, perjuangan, perubahan sosial, dan semacamnya itu perlu sentuhan intelektualitas. Perlu pedoman. Perlu basis intelektual. Oleh sebab itu, Al-Qur'an menyuruh kita membaca. Sebab membaca adalah kunci. Pembuka. Pembebasan itu perlu pembacaan, perangkat analisis, strategi dan taktik (stratak). Perlu tahu objeknya. Tidak sekadar mengikut orang lain. Itulah sebabnya ada Al-Qur'an untuk memandu jalan kita. Al-Qur'an mengajarkan, mereka yang menolak menerima bantuan, berselingkuh dengan kekuasaan, adalah pendusta agama. Mereka yang bermewah-mewahan bisa celaka. Dan lain sebagainya. Al-Qur'an adalah petunjuk, obat, penuntun manusia ke jalan lurus.

ZAKAT
Proposisi perlawanan terhadap kapitalisme. Bahwa hidup itu bukan untuk mencari uang, tetapi membagikan uang untuk rakyat miskin yang tertindas. Bahwa bekerja adalah simbol pengabdian pada Allah. Dan hasil dari bekerja bukan untuk diri sendiri. Ketika mendapatkan uang, kita memupus kesempatan orang lain untuk mendapatkan uang. Konsekuensi logisnya, zakat adalah tanggung jawab sosial. Kemiskinan adalah sumbangsih orang yang punya uang. Mereka harus diberikan haknya yang ada pada kita. Zakat menegasikan individualisme yang dibawa kapitalisme. Uang adalah entitas kolektif, yang dipunya oleh semua orang. Ketidakadilan ekonomi harus dilawan. Zakat adalah simbolnya. 

PUASA
Bentuk perlawanan terhadap hawa-nafsu. Perlawanan terhadap nafsu untuk berkuasa, kehendak menindas orang lain. Berpuasa berarti menahan hasrat untuk "makan". Menahan hasrat biologis, kebutuhan hidup. Makan adalah sumber nafsu. Mengendalikan waktu makan, berarti belajar mengendalikan nafsu. Kejahatan dimulai dari nafsu. Kekerasan juga sumbernya nafsu. Mengendalikan semua hasrat itu, berarti belajar mengendalikan diri dalam interaksi sosial. Belajar bahwa tidak hanya kita yang hidup di dunia. Bahwa masih ada yang kelaparan, terpinggirkan, tertindas, tak dapat akses untuk makan, di saat kita sendiri tengah makan. Dan artinya, belajar sederhana.

HAJI
Momentum persatuan umat Islam. Sebuah pernyataan sikap akbar umat Islam untuk melawan kezaliman, melawan penindasan, melawan kebatilan. Manusia melepas selubung kebesarannya, Menelanjangi dirinya, melawan kehendak berkuasanya, dengan irham. Melandaskan niatnya pada ketulusan dan kesungguhan perjuangan, melalui miqat. Lalu berjalan menuju persatuan, kesadaran kolektif, revolusi terbuka dalam perjuangan kelas bersama, melalui wuquf di Arafah. Arafah menjadi saksi lautan manusia yang berkumpul untuk menegakkan kalimat tuhan, melawan penindasan iblis di muka bumi. Lalu berjalan mengumpulkan perbekalan, batu-batu tajam di Masy'aril Haram, Mudzalifah. Berbekal berarti merumuskan strategi dan taktik perjuangan, agar perlawanan siaga, tidak salah arah. Dan mengistirahatkan diri sebelum medan pertempuran. Besoknya, sampai di Mina, dengan bekal batu-batu tajam itu, melempar jumrah. Melawan penindasan, simbolisasi Iblis, dengan nyata. Selama tiga hari, berjuang bersama dalam sekup perlawanan. Lalu bertolak ke Makkah, selepas perlawanan, untuk meraih kemenangan, melakukan tawaf. Dan menggapai kemuliaan di sa'i, menyelesaikannya atas nama Allah dengan tahallul. Memotong rambut sebagai rasa syukur, sekaligus penanda bahwa perjuangan ini adalah perjuangan bersama. Atas nama Allah. Haji adalah simbol kekuatan umat Islam, yang dibangun di atas fondasi persaudaraan, di atas kerangka tauhid sebagai dasar perjuangan.

I'TIKAF
Simbol pengasingan diri menuju kemerdekaan berpikir. Bahwa hidup ini untuk ibadah pada Allah. Meluruskan niat. Menuju Rumah Allah untuk mengasingkan diri dari hiruk-pikuk dunia, pragmatisme, kehendak berkuasa. Semuanya harus dilawan. Manusia adalah makhluk bebas, merdeka, hanya tunduk pada Allah. Tak ada yang lain yang bisa menggantikan Allah. Oleh sebab itu, ia harus kembali pada hakikatnya, sebagai makhluk Allah. Dan untuk itulah i'tikaf dilakukan. Untuk mengisi perbekalan sebelum menginisiasi perubahan.

QURBAN
Kesyukuran atas pembebasan manusia dari hawa nafsu, yang diperankan Ibrahim. Memberikan harta untuk dimakan orang lain. Simbol solidaritas, kolektivisme. Bahwa manusia harus bersyukur dengan kelebihan yang ia miliki. Qurban adalah keikhlasan mengorbankan harta-benda untuk perjuangan. Refleksi kesadaran. Simbol atas kepasrahan pada Allah bahwa perjuangan itu adalah manifestasi pelaksanaan kalimat Allah di muka bumi. Revolusi. Pembebasan.

Asyhadu an la ilaha illaha allallah
wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh.

Barang siapa yang ingin merendahkan orang lain
berarti ia ingin menjadi tuhan
barang siapa ingin menjadi tiran
berarti ia ingin menjadi tuhan
barng siapa ingin menang sendiri
berarti ia ingin menjadi tuhan
padahal tiada Tuhan selain Allah!

Seorang penguasa yang menindas rakyatnya
berarti ia ingin menjadi tuhan
padahal tiada tuhan selain Allah!
Kita Menerima siapapun orangnya dan
Dari manapun asalnya
Asalkan bisa menjadi saudara bagi
Sesamanya

Asyhadu an la ilaha illaha allallah
wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh.

SYAHADAT PEMBEBASAN

Tidak ada komentar: